jenis-jenis Manusia Pada Masa Pra Aksara di Indonesia
jenis-jenis
Manusia Pada Masa Pra Aksara di Indonesia
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia memiliki usia yang sudah
tua, hampir sama dengan penemuan manusia purba di negara-negara lainnya di
dunia. Bahkan Indonesia dapat dikatakan mewakili penemuan manusia purba di
daratan Asia. Daerah penemuan manusia purba di Indonesia tersebar di beberapa
tempat, khususnya di Jawa. Penelitian tentang manusia purba di Indonesia telah
lama dilakukan. Para peneliti itu antara lain: Eugene Dubois, G.H.R Von
Koenigswald, dan Franz Wedenreich. Berikut ini jenis-jenis manusia purba yang
ditemukan di Indonesia.
1. Pithecantropus Erectus
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter
dari Belanda bernama Eugene Dubois pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa
di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi (Madiun). Pithecanthropus Erectus
diambil dari kata pithekos = kera, anthropus = manusia, erectus
= berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang
berjalan tegak. Diperkirakan jenis manusia ini
hidup antara 1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum (zaman batu tua).
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald
pada tahun 1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil
ini belum melebihi usia 5 tahun. Kemungkinan tengkorak tersebut anak dari
Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald menyebutnya dengan nama
Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di tempat yang sama menemukan
fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus.
2. Meganthropuis Paleojavanicus
Pada tahun 1941, von Koeningwald di daerah
menemukan sebagian tulang rahang bawah yang jauh lebih besar dan kuat dari
rahang Pithecanthropus. Geraham-gerahamnya menunjukkan corak-corak kemanusiaan,
tetapi banyak pula sifat keranya. Von Koeningwald menganggap mahluk ini lebih
tua daripada Pithecanthropus. Mahluk ini ia beri nama Meganthropuis
Paleojavanicus (mega = besar), karena bentuk tubuhnya yang lebih besar.
Diperkirakan hidup pada 2 juta sampai satu juta tahun yang lalu.
3. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis
Von Koenigswald dan Wedenreich menemukan
kembali sebelas fosil tengkorak pada tahun 1931-1934 di dekat Desa Ngandong,
lembah Bengawan Solo. Sebagian dari jumlah fosil itu telah hancur, tetapi ada
beberapa yang dapat memberikan informasi bagi penelitiannya. Von Koeningswald
menilai hasil temuannya ini bahwa mahluk itu lebih tinggi tingkatannya daripada
Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat dikatakan manusia. Mahluk ini oleh
von Koeningswald disebut Homo Soloensis (manusia dari Solo).
Selanjutnya di dekat Wajak sebuah desa yang tak
jauh dari Tulungagung Kediri ditemukan sebuah tengkorak yang disebut Homo
Wajakensis. Jenis manusia purba ini tinggi tubuhnya antara 130–210 cm, dengan
berat badan kira-kira 30–150 kg. Mukanya lebar dengan hidung yang masih lebar,
mulutnya masih menonjol.
Komentar
Posting Komentar